Senin, 23 November 2020

YESUS TIDAK MATI !!? YUDAS YG GANTIKAN !!? Rm. Aba MSC


 Saudara - Saudari ku terkasih, ada begitu banyak komentar yang bermunculan dalam beberapa postingan dichannel youtube saya, yang mengungkapkan tentang ketidak setujuan bahwa Yesus itu mati diatas kayu salib.



Saya ingin mengungkapkan beberapa hal yang mungkin baik untuk kita ketahui bersama,

Yang pertama adalah sudah sangat jelas bahwa sistem kepercayaan dalam ke-Katholikan itu berbeda dengan Agama - Agama yang lain, sudah sangat jelas pula Sumber dan Dasar Iman kita itu berbeda. Bagi saudara-saudara kita yang Muslim mereka mengakui bahwa Yesus itu atau Nabi Isa tidak mati diatas kayu salib. Kisah seperti ini juga beredar luas dalam kalangan ke-Kristenan Perdana, namun dari sebuah buku yang justru ditolak kebenarannya oleh Gereja Perdana atau oleh Komunitas beriman Kristen pada awal perkembangan. Mengapa ditolak? sebab tulisan itu muncul jauh sesudah peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus. Usia sebuah tulian itu menentukan kebenaran isi tulisan itu sendiri, semakin tua tulisan itu, tulisan itu semakin mendekati fakta dari apa yang dikisahkan-nya. Ada begitu banyak kisah-kisah yang bermunculan seputar Yesus, misalnya Yesus itu tidak mati dikayu salib, tetapi Yudas yang menggantikan, ada juga kisah mengenai Yesus yang sejak bayi sudah bisa berbicara, sudah bisa berkata-kata selayaknya orang dewasa, ada juga kisah tentang Yesus yang masih kanak-kanak bermain tanah liat lalu membuat sebuah patung burung menyerupai burung lalu menghembuskan nafas disitu, meniupnya dan jadilah burung hidup. Ada banyak sekali kisah-kisah seperti ini dan bermunculan, tetapi oleh Gereja Katholik, oleh komunitas perdana itu semua tidak diakui sebagai sumber iman tentang Yesus. Gereja Katholik mengakui 4 Injil yang menceritakan khusus tentang pribadi Kristus atau Yesus, Ijil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Ketika muncul kisah Yesus diluar ke empat Ijil ini, maka kisah-kisah ini tidak bisa diterima sebagai sumber kebenaran untuk mengimani Yesus.




Hal kedua yang ingin saya katakan adalah ada juga orang yang berupaya untuk menggunakan Ayat-Ayat kitab suci Perjanjian Baru yang kita miliki sekarang, sebagai dalil atau sebagai dasar pembuktian bahwa memang benar Yesus itu tidak mati dikayu salib, melainkan Yudas Iskariot. Saya ingin menjelaskan beberapa hal ini Gereja Katholik dalam membaca kitab suci itu tidak seperti anak SD yang lompat sana lompat sini yang mengeja-eja tidak seperti itu, atau juga tidak seperti anak SMP(Sekolah Menengah Pertama) yang membuat sebuah papper, baru latihan buat papper, kutib sana kutib sini, tidak jelas mana konteksnya tidak pernah membaca secara utuh. Cara Gereja Katholik membaca kitab suci itu layaknya seorang yang terpelajar. Membaca dulu kata pengantar, mengerti daftar isinya lalu membaca secara utuh keseluruhannya. Seorang pembaca Alkitab yang benar adalah dia merumuskan sebuah pernyataan setelah membaca utuh bagian tertentu dari Alkitab itu, bukan sebaliknya. Menciptakan gagasan diawal, lalu mencari-cari pendasaran dalam alkitab, akibatnya apa? Ayat-ayat Alkitab hanya akan menjadi kutipan sana kutipan sini, copot sana copot sini, hanya sekedar mendukung gagasan atau pernyataan Manusiawi. Padahal Manusia lah yang harus tunduk dibawah gagasan Alkitab, bukan gagasan Manusia yang harus didukung oleh gagasan dalam Alkitab.




Yang ketiga, saya ingin sedikit mengemukakan pandangan mengenai Tuhan yang mati atau Yesus yang mati diatas kayu salib. Misteri tentang Allah itu kita tidak bisa kaji setuntas-tuntasnya dengan menggunakan cairan otak didalam batok kepala kita ini, bagi kita manusia kematian itu menakutkan, kematian itu mengerikan, kematian itu tampak sebagai akhir, yang merusak, yang membusukkan, yang negatif sifatnya tapi apakah benar seperti itu pikiran Tuhan tentang kematian. Dia menciptakan Manusia, Dia yang merancang siklus hidup manusia tentang kelahiran dan tentang kematian. Lalu apa salahnya jika Allah yang menciptakan tentang kelahiran dan kematian juga kemudian ikut ambil bagian dari dimensi yang diciptakan-Nya itu, menjadi pertanyaan kemudian dimana letak ke-Maha Kuasaan Tuhan, kalau Dia tidak mau, atau tidak berani untuk ambil bagian dalam dunia yang diciptakan-Nya sendiri, lihat saja saudara-saudariku. Kalau seorang pria rela berkorban dan rela mati demi wanita yang dicintainya, lalu mengapa kita harus menolak, ketika Tuhan itu memasuki dimensi hidup manusia, mengalami kelahiran, dan mengalami kematian, demi cinta-Nya untuk manusia yang diciptakan-Nya itu. Disinilah letak perbedaan system ber-Iman ke-Katholikan dengan Agama-Agama yang lain. Gereja Katholik berusaha dengan penerangan Roh Kudus untuk mengerti apa sebetulnya yang dipikirkan oleh Allah dan bukan apa yang dipikirkan oleh manusia. Karena apa Yesus sendiri menegur Petrus sebagai iblis karena dia hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia dan bukan memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah.


Itulah saudara-saudariku yang menjadi penjelasan singkat dari saya, untuk menegaskan bahwa memang system beriman atau belive system dalam ke-Katholikkan itu berbeda dengan Agama-Agama yang lain sehingga kita tidak perlu gusar, tidak perlu memperdebatkan apa yang memang sejatinya berbeda ini, sebaliknya mari kita memupuk semangat untuk saling menghargai, tanpa berusaha untuk melecehkan tanpa berusaha untuk membenci atau menjelek-jelekkan satu terhadap yang lain.

Tuhan Memberkati

Sumber:

https://www.youtube.com/watch?v=CLUki0iVmv8

 


Tidak ada komentar: