Saudara - Saudari ku
terkasih, ada begitu banyak komentar yang bermunculan dalam beberapa postingan
dichannel youtube saya, yang mengungkapkan tentang ketidak setujuan bahwa Yesus
itu mati diatas kayu salib.
Saya ingin mengungkapkan
beberapa hal yang mungkin baik untuk kita ketahui bersama,
Yang pertama adalah sudah sangat
jelas bahwa sistem kepercayaan dalam ke-Katholikan itu berbeda dengan Agama -
Agama yang lain, sudah sangat jelas pula Sumber dan Dasar Iman kita itu
berbeda. Bagi saudara-saudara kita yang Muslim mereka mengakui bahwa Yesus
itu atau Nabi Isa tidak mati diatas kayu salib. Kisah seperti ini juga beredar
luas dalam kalangan ke-Kristenan Perdana, namun dari sebuah buku yang justru
ditolak kebenarannya oleh Gereja Perdana atau oleh Komunitas beriman Kristen
pada awal perkembangan. Mengapa ditolak? sebab tulisan itu muncul jauh sesudah
peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus. Usia sebuah tulian itu menentukan
kebenaran isi tulisan itu sendiri, semakin tua tulisan itu, tulisan itu semakin
mendekati fakta dari apa yang dikisahkan-nya. Ada begitu banyak kisah-kisah
yang bermunculan seputar Yesus, misalnya Yesus itu tidak mati dikayu salib,
tetapi Yudas yang menggantikan, ada juga kisah mengenai Yesus yang sejak bayi
sudah bisa berbicara, sudah bisa berkata-kata selayaknya orang dewasa, ada juga
kisah tentang Yesus yang masih kanak-kanak bermain tanah liat lalu membuat
sebuah patung burung menyerupai burung lalu menghembuskan nafas disitu,
meniupnya dan jadilah burung hidup. Ada banyak sekali kisah-kisah seperti ini
dan bermunculan, tetapi oleh Gereja Katholik, oleh komunitas perdana itu semua
tidak diakui sebagai sumber iman tentang Yesus. Gereja Katholik mengakui 4
Injil yang menceritakan khusus tentang pribadi Kristus atau Yesus, Ijil Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Ketika muncul kisah Yesus diluar ke empat Ijil ini,
maka kisah-kisah ini tidak bisa diterima sebagai sumber kebenaran untuk
mengimani Yesus.
Hal kedua yang ingin saya katakan
adalah ada juga orang yang berupaya untuk menggunakan Ayat-Ayat kitab suci
Perjanjian Baru yang kita miliki sekarang, sebagai dalil atau sebagai dasar
pembuktian bahwa memang benar Yesus itu tidak mati dikayu salib, melainkan
Yudas Iskariot. Saya ingin menjelaskan beberapa hal ini Gereja Katholik dalam
membaca kitab suci itu tidak seperti anak SD yang lompat sana lompat sini yang
mengeja-eja tidak seperti itu, atau juga tidak seperti anak SMP(Sekolah
Menengah Pertama) yang membuat sebuah papper, baru latihan buat papper, kutib
sana kutib sini, tidak jelas mana konteksnya tidak pernah membaca secara utuh.
Cara Gereja Katholik membaca kitab suci itu layaknya seorang yang terpelajar.
Membaca dulu kata pengantar, mengerti daftar isinya lalu membaca secara utuh
keseluruhannya. Seorang pembaca Alkitab yang benar adalah dia merumuskan sebuah
pernyataan setelah membaca utuh bagian tertentu dari Alkitab itu, bukan
sebaliknya. Menciptakan gagasan diawal, lalu mencari-cari pendasaran dalam
alkitab, akibatnya apa? Ayat-ayat Alkitab hanya akan menjadi kutipan sana
kutipan sini, copot sana copot sini, hanya sekedar mendukung gagasan atau
pernyataan Manusiawi. Padahal Manusia lah yang harus tunduk dibawah gagasan
Alkitab, bukan gagasan Manusia yang harus didukung oleh gagasan dalam Alkitab.
Yang ketiga, saya ingin sedikit
mengemukakan pandangan mengenai Tuhan yang mati atau Yesus yang mati diatas
kayu salib. Misteri tentang Allah itu kita tidak bisa kaji setuntas-tuntasnya
dengan menggunakan cairan otak didalam batok kepala kita ini, bagi kita manusia
kematian itu menakutkan, kematian itu mengerikan, kematian itu tampak sebagai
akhir, yang merusak, yang membusukkan, yang negatif sifatnya tapi apakah benar seperti
itu pikiran Tuhan tentang kematian. Dia menciptakan Manusia, Dia yang merancang
siklus hidup manusia tentang kelahiran dan tentang kematian. Lalu apa salahnya
jika Allah yang menciptakan tentang kelahiran dan kematian juga kemudian ikut
ambil bagian dari dimensi yang diciptakan-Nya itu, menjadi pertanyaan kemudian dimana
letak ke-Maha Kuasaan Tuhan, kalau Dia tidak mau, atau tidak berani untuk ambil
bagian dalam dunia yang diciptakan-Nya sendiri, lihat saja saudara-saudariku.
Kalau seorang pria rela berkorban dan rela mati demi wanita yang dicintainya,
lalu mengapa kita harus menolak, ketika Tuhan itu memasuki dimensi hidup
manusia, mengalami kelahiran, dan mengalami kematian, demi cinta-Nya untuk manusia
yang diciptakan-Nya itu. Disinilah letak perbedaan system ber-Iman
ke-Katholikan dengan Agama-Agama yang lain. Gereja Katholik berusaha dengan
penerangan Roh Kudus untuk mengerti apa sebetulnya yang dipikirkan oleh Allah
dan bukan apa yang dipikirkan oleh manusia. Karena apa Yesus sendiri menegur
Petrus sebagai iblis karena dia hanya memikirkan apa yang dipikirkan manusia dan
bukan memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah.
Itulah saudara-saudariku yang menjadi
penjelasan singkat dari saya, untuk menegaskan bahwa memang system beriman atau
belive system dalam ke-Katholikkan itu berbeda dengan Agama-Agama yang lain
sehingga kita tidak perlu gusar, tidak perlu memperdebatkan apa yang memang
sejatinya berbeda ini, sebaliknya mari kita memupuk semangat untuk saling
menghargai, tanpa berusaha untuk melecehkan tanpa berusaha untuk membenci atau
menjelek-jelekkan satu terhadap yang lain.
Tuhan Memberkati
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=CLUki0iVmv8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar