Senin, 08 Juni 2020

TINGGALKAN KRISTEN KARENA TIDAK MASUK DI AKAL ??? Rm. Aba MSC

Saudara-saudariku, Salam Sejahtera untuk Kita Semua.

Melalui Video https://www.youtube.com/watch?v=Z4I-iohBtt4  ini saya ingin berbagi sedikit pemahaman saya mengenai fenomena yaitu fenomena orang berpindah Agama.
Ada banyak alasan atau penyebab orang sampai orang berpindah Keyakinan atau pindah Agama, bisa karena masalah perkawinan, bisa karena pekerjaan atau ekonomi atau bisa juga karena paksaan atau intimidasi. Tapi ada satu hal, yang saya cermati dan ingin saya komentari melalui video ini https://www.youtube.com/watch?v=Z4I-iohBtt4 yang sering kali dipopulerkan di media sosial, yaitu motivasi orang berpindah Agama atau penyebab orang berpindah Agama, misalnya dari ke Kristenan itu alasannya karena ke Kristenan itu tidak masuk akal. Kalau orang bertanya kepada saya, apa tanggapan saya ketika orang mengatakan bahwa ada orang Katholik atau orang Protestan kemudian berpindah Agama dan mengatakan Katholik atau Protestan itu tidak masuk akal, maka saya mengatakan "Saya bersyukur ada orang yang mengatakan itu, saya senang ketika ada orang memberika kesaksian bahwa ke Katholik-kan atau Protestan itu tidak masuk akal, mengapa saya senang atau mengapa saya bersyukur dengan itu karena saudara-saudari tanpa disadari mereka memberikan kesaksian bahwa ke Kristenan atau Mistri dalam ke Kristenan itu begitu luas, sehingga Otak kita yang kecil ini tidak cukup mampu untuk menampung misteri ke Kristenan yang begitu luas itu. Akal manusia terlalu sempit untuk menampung seluruh misteri tentang Allah di dalam ke Kristenan. Kemudian orang-orang itu memilih suatu Agama baru dengan alasan Agama yang baru dipilihnya itu adalah Agama yang lebih masuk di akalnya.

Pernyataan ini justru sebenarnya memberikan kesaksian tidak langsung adalah Agama yang baru dipilihnya itu lebih sempit daripada ke Kristenan, sehingga lebih bisa masuk didalam otaknya. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dia memilih Agama B, karena Agama B itu lebih masuk akal jangan dulu kagum, jangan dulu senang dan jangan dulu bersorak. Anda wajib malu dan wajib marah karena Agama anda dinilai luasnya hanya seluas tempurung kepalanya. Bagi saya itu justru pernyataan pelecehan dan bukan pernyataan pujian. 
Lalu bagaimana dengan ke Kristenan, dengan ke Katholik-kan? saudara-saudariku ke Kristenan itu berdasar pada kata-kata Yesus sendiri "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Aku lah yang memilih kamu". 


Menjadi bagian dalam ke Kristenan itu bukanlah pilihan kita, bukanlah pilihan manusiawi, melainkan panggilan Illahi. Secara pribadi saya sangat bersyukur sebab saya mengalami panggilan Allah, untuk mengalami DIA dalam ke Kristenan didalam ke Katholik-kan. Saya dipanggil-Nya menjadi Kristen, menjadi Katholik bukan pertama-tama untuk menganalisa DIA, bukan pertama-tama untuk berpikir tentang DIA, tetapi pertama-tama untuk mengalami DIA, karena itulah saya menyerahkan diri sepenuh-penuhnya kedalam Gereja, supaya saya semakin penuh mengalami Allah dan membiarkan Gereja sebagai tubuh Kristus membentuk saya di dalamnya. Saya tidak akan pernah mengatakan bahwa ke Kristenan, bahwa ke Katholik-kan itu masuk di akal saya, sebab bagi saya pernyataan ini justru merendahkan ke Kristenan itu. Justru sayalah yang bersyukur sebab diperkenankan untuk memasuki misteri yang begitu luas tentang Allah di dalam ke Kristenan. Rasionalitas, akal kita itu adalah bagian dari ciptaan Allah. Mana mungkin ciptaan Allah dapat mencerna Allah setuntas-tuntasnya, justru karena keterbatasan itulah Allah memanggil kita untuk mengalami DIA, untuk mengalami misteri-Nya. Dan itulah yang terjadi di dalam ke Kristenan, ketika kita menjadi Kristen itu artinya apa? kita dipanggil untuk mengalami Allah di dalam Kristus, yang perlu kita buat adalah menyerahkan diri sepenuh-penuhnya tapi itu bukan berarti kita masa bodo dan berhenti untuk berpikir. Ke Kristenan itu tidak meninggalkan rasionalitas. Justru di dalam ke Kristenan rasionalitas digunakan sebagai instrumen untuk memberi bingkai bagi pengenalan dan pengalaman akan Allah, itulah mengapa ke Kristenan bersentuhan dengan filsafat sebab rasionalitas memang harus berteman dengan iman, jika rasionalitas itu berdiri sendiri maka rasionalitas itu justru akan menggiring kita pada kesesatan yaitu beralagak menjadi Tuhan bagi orang lain. Saudara-saudariku orang menjadi sombong, menjadi angkuh dan menjadi sesat, ketika dia hanya berhenti pada berpikir tentang Allah, sebaliknya orang menjadi rendah hati, menjadi penuh kedamaian, menjadi penuh belas kasih, pengampunan, dan penuh pengorbanan ketika dia sampai pada mengalami Allah dan panggilan ke Kristenan itu adalah panggilan untuk mengalami Allah, bukan sekedar panggilan untuk berpikir tentang Allah.
Karena itulah saudara-saudariku adalah kerugian terbesar dalam hidup anda jika anda menolak, untuk mengalami Allah.
Tuhan Memberkati.

Menjadi Kristen  itu artinya dipanggil mengalami Allah, akankan kita menolak untuk mengalami-Nya?

Tidak ada komentar: